Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Surat Kecil Untuk .......

Halo? Apa kabar kamu disana? Semoga kamu selalu dalam lindungan tuhan. Sebenarnya aku tidak ingin menulis surat ini kepadamu karena rasa kecewaku masih saja mengganjal. selain itu aku juga takut jika lagi-lagi air mataku harus terurai. Namun, aku merindukanmu.  Apa kamu masih sama seperti yang dulu? Jutek, cuek dan menyebalkan yang selalu membuatku kesal? Seperti apa kamu disana? Apa kamu masih menyukai senja seperti dulu saat kamu menceritakannya padaku? Apakah di sana juga ada senja? Apa kamu mengingatku ketika kamu melihat senja? Kamu tau, aku merindukanmu ketika senja tiba. Aku melihat ada bayangmu di sana, wajahmu tersenyum menatapku dan berucap lirih "aku merindukanmu di sini". Aku kecewa kamu meninggalkanku begitu cepat. Aku masih membutuhkanmu di sini. tak bisakah kamu bayangkan bagaimana hidupku bila tak ada kamu di sini? Seandainya waktu bisa ku putar dan ku kembalikan seperti sebelum kamu beranjak pergi, aku ingin menahanmu dan berkata jangan pergi. Namun takdir be...

Bukan Salahmu

"Dan untuk kali ini saja, biarkan aku menjadi munafik, yang berkata bahwa aku baik-baik saja, padahal aku tidak baik-baik saja. Biarkan aku berucap aku turut berbahagia padahal aku menangis" Bukan salahmu memang jika kali ini aku terluka. Aku yang mencintaimu, bukan kamu yg mencintaiku. Salahku membiarkan rasa ini terlarut begitu dalam. Salah ku mengagumimu lebih dari seharusnya. Salahku juga karena telah mencintaimu diam-diam. Memperhatikanmu dari jauh. Dan sungguh, aku tidak menyesal telah melakukan itu. Karena bagiku, membiarkan rasa ini ada adalah kebahagiaan tersendiri. hal itu pernah membuatku tertawa, membuatku merasa ada debaran jantung yang tak biasa, membuatku merasakan gelinya kupu-kupu yg menari dalam perut. Walau ada luka yang menggores, tapi sekali lagi ku jelaskan, ini bukan salahmu. Sebenarnya, ada rasa tak biasa yang selama ini ku pendam diam-diam, untukmu. Dan kamu, hanya menganggap aku hanya sekedar teman, sementara harapanku lebih dari itu. Kita pernah ter...

Mungkin Semua Karena, Cinta ...

"Sepertinya perpisahan adalah jalan terbaik untuk kita. Mungkin dengan itu aku dan kamu bisa menjadi seseorang yang lebih baik. Kita sudah saling berbeda. Tak lagi berpendapat yang sama. Terimakasih untuk segala hal yang pernah kamu beri dan maaf untuk setiap luka yang pernah tergores di hatimu karena ulahku” Itu kata-katamu yang masih teringat jelas di otakku. Yaa, kata-katamu beberapa bulan yang lalu. Saat tiba-tiba saja kamu memutuskan hubungan kita. Ini bukan yg pertama, tapi untuk yang kesekian kalinya. Sudah bisa di tebak memang jika kamu akan seperti ini. Tapi sadarkah kamu jika aku masih saja merasakan luka sekalipun hal ini sudah kamu lakukan berkali-kali ? Sepertinya kamu memang tidak mau peduli, bahkan untuk mengetahuinyapun kamu tidak akan mau. Hari ini, tiba-tiba saja aku merindukanmu. aku mengingat segala hal tentang kita. Betapa kita pernah melalui segala hal bersama-sama. Kita pernah melukis sebuah kisah yang sampai saat ini masih lekat dalam pikirku. Kamu pernah m...

Tuhan, Ini untuk ibu :)

Tuhan, aku ingin bercerita lewat tulisan ini. Apakah Kau ada waktu untuk sekedar mendengar atau membacanya ? bodoh, seharusnya aku tidak perlu bertanya seperti itu, aku yakin Kau selalu punya banyak waktu untuk makhluk ciptaanmu ini. Tuhan, maaf jika kali ini aku mengeluh lagi. Bukannya aku ingin protes, hanya saja aku sedikit lelah. Aku menahan sesak ketika menulis ini karena menahan rinduku yang teramat besar kepada ibuku. Tuhan, bagaimana kabar ibuku di sana ? apakah Beliau baik-baik saja ? apakah Kau selalu melindunginya seperti Kau melindungiku di sini. Ku harap beliau selalu dalam lindunganMu. Apakah lengkungan di bibirnya itu selalu ada seperti saat ketika beliau bergurau denganku? apakah tangannya masih sehangat ketika beliau menggandengku? apakah suaranya masih merdu seperti ketika beliau bernyanyi untukku? dan apakah tubuhnya masih kuat seperti dulu saat beliau masih kuat untuk menggendongku? Tuhan, aku tidak pernah meragukanMu, aku yakin Kau tetap menjaganya untukku. Dulu ke...

Aku Berharap Kamu Mengerti

“Dan ketika sorot matamu menyeruak dalam dada, jantung berdetak lebih cepat, ada rasa yang berbeda, entah harus ku sebut apa. Mungkin, cinta.” Sebenarnya aku tidak mengerti harus memulai dari mana, karena bahkan aku sendiripun tidak menyadarinya. Namun lalu, tiba-tiba saja kamu mengganggu otakku, muncul dan berdiam di dalamnya.Kamu yang ku kenal dalam beberapa minggu ini mampu membuatku merasa ada yang berbeda. Kamu merubah segala kegalauanku. Kita satu sekolah, tapi tak pernah saling memperhatikan, tak pernah saling menatap, tak pernah saling menyapa, dan ya, sebelumnya memang kita tak saling mengenal walau kita berada dalam tempat yang sama. Memang aku sering melihatmu beberapa kali di beberapa sudut sekolah, namun tak ada yang istimewa, semua berlalu dengan sederhana. berawal dari mention twitter hingga berujung dengan gemelitik pesan singkat. Awal yang sederhana dan menurutku itu aneh. Setiap hari kita bertemu di tempat yang sama, tapi kita berkenalan melalui dunia yang hanya...

Sesakit Inikah Kehilangan?

Aku tidak tau harus memulai dari mana. Gemelitik pesan singkat membangunkan aku dari tidur malam ku. Biasanya setiap pagi selalu ada pesan singkatmu hanya untuk berkata “pagi sayang”, biasanya kata itu yang jadi semangat pagiku. Namun kali ini berbeda, semua berbeda. Pesan singkatmu kali ini mengisyaratkan bahwa hubungan kita memang harus berakhir. Bagaimana aku tidak meneteskan air mata ketika membacanya? Kamu orang kecintaanku mengatakan hal yang tidak ingin aku dengar. Aku masih tidak mengerti alasanmu. Dimana letak hatimu? Semudah itukah kamu mengucapkan itu? Tuhan, sebenarnya apa lagi rencanaMu, bukankah aku selalu meminta agar tidak ada lagi perpisahan setiap aku menengadahkan tanganku di depanMu ? mengapa tak Kau kabulkan permintaanku? Apakah itu terlalu mahal? Apakah aku tidak pantas mendapatkan itu? Perpisahan memang selalu datang kepada orang yang belum siap untuk kehilangan. Seperti aku, perpisahan datang saat aku belum siap untuk kehilangmu, aku masih sangat membutuhkanmu. ...

Kaukah itu ? Seseorang Berlafal cinta

siapakah gerangan yang tak gerah  saat gemuruh kemarau bermukim siapa gerangan yang tak tergenang  saat rintik hujan menderu keegoisan di redamnya kebodohan di kucilkannya sesungguhnya kau yang berlafal cinta ? begitu dahsyatnya kah kau ? lontang lanting ku mendambamu  daun melambai mengisyaratkanku untuk mendapatkanmu  semangatku terpacu  mencoba memilikimu adalah yang terbaik saat ini daya tarikmu sekencang naluri ibu terhadap anaknya tetes peluh seakan cermin kekuatanmu wahai sobat, diakah itu ? teguh dalam benak seperti kuatnya susuk membisik pergumulanku  aku yakin itulah kau ... dia yang ku cari * puisi buatan Daniel Christian Adisurya. Sahabat yang selalu memotivasi saya. Terimakasih untuk puisinya :)

Kamu, yang Tak Bisa Ku Miliki

Tak ada yang mampu ku urai lebih detail melalui tulisan ini. Aku hanya ingin berbicara tentang apa yg aku rasa ketika dunia tak mau mendengarnya, termasuk kamu. Ya, kamu.. Seseorang yang tiba2 menjelma menjadi tawaku, menjadi bahagiaku, menjadi semangatku, tapi juga menjadi lukaku. Entah kita memulai dari mana. Yang ku tau, hadirmu membuat segalanya berbeda. Kamu menyembuhkan segala luka yang pernah menggores di hidupku, kamu merubah segala kegalauanku. Semenjak ada kamu, aku bisa melupakannya. Aku menyukai segala hal tentangmu. Senyummu, canda tawamu, kesederhanaanmu, perhatianmu dan yang paling aku suka adalah ketika kamu bisa membuat senyumku mengembang lebih dari biasanya :) Lalu, sebenarnya apa yang menjadi penghalang antara kita ? Yang aku tau, aku menyayangimu, dan kamupun begitu. Walau kamu tak pernah mengatakannya, tapi aku bisa menilai melalu caramu memperlakukanku, melalui perhatianmu. entah kamu menyebutku GR, PD atau apapun. Tapi aku wanita, perasaanku lebih peka, aku b...