Aku Berharap Kamu Mengerti

“Dan ketika sorot matamu menyeruak dalam dada, jantung berdetak lebih cepat, ada rasa yang berbeda, entah harus ku sebut apa. Mungkin, cinta.”

Sebenarnya aku tidak mengerti harus memulai dari mana, karena bahkan aku sendiripun tidak menyadarinya. Namun lalu, tiba-tiba saja kamu mengganggu otakku, muncul dan berdiam di dalamnya.Kamu yang ku kenal dalam beberapa minggu ini mampu membuatku merasa ada yang berbeda. Kamu merubah segala kegalauanku.

Kita satu sekolah, tapi tak pernah saling memperhatikan, tak pernah saling menatap, tak pernah saling menyapa, dan ya, sebelumnya memang kita tak saling mengenal walau kita berada dalam tempat yang sama. Memang aku sering melihatmu beberapa kali di beberapa sudut sekolah, namun tak ada yang istimewa, semua berlalu dengan sederhana.

berawal dari mention twitter hingga berujung dengan gemelitik pesan singkat. Awal yang sederhana dan menurutku itu aneh. Setiap hari kita bertemu di tempat yang sama, tapi kita berkenalan melalui dunia yang hanya bisa di sentuh oleh keybord ataupun pipet handphone.

Entahlah, aku tidak peduli kita memulai dari mana, yang ku tau setiap aku melihatmu ada rasa yang berbeda. Aku melihat ada kenyamanan di dalamnya. Setiap pesan singkat darimu yang menggetar di handphoneku, mampu membuatku tertawa sendiri, seperti ada kupu-kupu yang menari di dalamnya, menggelikan.

Dan ketika kita berdekatan, walau tanpa ucap, tanpa tatap, aku merasa ada rasa yang menyeruak dalam dada, jantung berdegub lebih cepat, ada yang berbeda, segalanya berbeda. Entah harus ku sebut apa, mungkin cinta.

Ada yang masih tidak aku mengerti, kadang ada rasa cemburu mengalir di dalamnya, ketika melihatmu dengan wanita lain, atau melihat twittermu di penuhi oleh wanita. Rasanya aku juga ingin seperti mereka. Memang tidak ada yang istimewa darimu, kamu bukan pangeran dengan wajah menawan yang sedang mencari permaisuri, yang sempurna dan memiliki segalanya. Tapi dengan segala kesederhanaanmu, dengan segala caramu membuatku tertawa, kamu membuatku menyukaimu.

Aku sering menulis segala hal tentangmu di akun twitterku, tapi kamu sering mengira bahwa yang ku tulis itu bukan untukmu. Apa harus aku mengatakannya langsung di depanmu ? atau harus aku menyebut namamu ? sebenarnya kamu itu bodoh, atau ? apa kamu tidak pernah sedikit peka ? hah, aku tidak berharap apapun, aku hanya berharap kamu mengerti. Sudah itu saja, cukup


love,
@elyacitra14

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat Kata, dari yang Merindukanmu

Sebuah Jawaban

Suatu Hari di 2020