Rindu yang tak Ku Inginkan
Aku ingat, begitu banyak canda tawa yang telah kita lewati bersama. Ada banyak juga air mata yang menetes di pipimu karena aku. Di akhir cerita, aku membuat sebuah luka. Mungkin aku tak pernah menangis seperti kamu. Bukan, bukan karena kamu selalu sepaham sama aku, tapi memang aku lebih kuat menahan jatuhnya air mata daripada kamu. Meskipun batin serasa dihantam terus menerus saat itu. Sekarang, setelah setahun berlalu, aku kembali mengingat-ingat. Pikiranku sudah sangat-sangat waras saat ini, dibanding 1 tahun yang lalu. Aku berpikir tentang kita dulu, saat aku banyak menguras air mata kamu. Saat itu kita saling lupa, kita lupa untuk saling menjaga ego satu sama lain. Kita saling adu argumen kebenaran. Kebenaran untuk diri masing-masing. Mulutku tidak mau mengalah mengucapkan kebenaran yang belum tentu benar untuk kita. Sekali lagi, aku tidak mau mengalah. Mungkin karena aku merasa sudah sering mengalah untuk sekedar membuat simpul senyum di wajahmu. Ego saling bera...