Kepastian.
Sebenarnya ada banyak hal yang
ingin aku tanyakan padamu. Tapi ku tahan agar kita tetap baik-baik saja. karena
bisa sedekat ini denganmu adalah salah satu kebahagiaan yang tidak ingin aku
lepaskan. Kita adalah dua orang yang sudah banyak bicara tentang cinta. Tapi kita
tak pernah sampai pada ujungnya. Iya, jadi selama ini kuanggap kita saling
mencintai, kita berjalan ke arah yang sama, tapi kau tak pernah membawaku pada
ujung muaranya. Kau hanya menggandengku perlahan. Lalu memberhentikan langkah
kita di tengah perjalanan. Kita tidak mundur tapi juga tidak maju. Sejujurnya,
aku ingin berlari bersamamu. Bukan hanya berlari menuju kamu.
Berbicara tentang cinta saja
tidak cukup untuk memastikan kemana cinta berlabuh. Tidak cukup pula bagiku
untuk memastikan hatimu milik siapa. Karena setiap hati butuh kepastian atas
perasaannya. Agar ia tahu tempat yang tepat untuk meleburkan hatinya.
Kadang aku bertanya-tanya, kenapa
kepastian hubungan kita tak pernah keluar darimu. Sedangkan selama ini cinta
dan sayangmu begitu mudah kau lontarkan padaku. Apakah bagimu kepastian tak
pernah penting dalam soal perasaan? Atau memang kau tak pernah ingin
menjadikanku sebagai kekasihmu? Sejujurnya aku takut jika perasaan ini akan
semakin dalam. Aku takut jika yang ku rasakan tak sama seperti apa yang
kurasakan.
Aku tau, mungkin butuh waktu
buatmu untuk memastikan hubungan kita. Tapi jika kita sudah saling bicara
tentang cinta, apalagi yang menjadi keraguan?
Aku menduga-duga banyak hal,
mengingat bahwa kau baru saja putus dengan kekasihmu. Apa aku hanya
persinggahan? Apa aku hanya penawar luka bagimu? Lalu kenapa kau tawarkan cinta
dan kebahagiaan? Aku hanya ingin mendengar bantahan dari mulutmu bahwa semua
dugaanku salah. Bisakah kau bantah semua itu, agar aku tak lagi meragu. Aku hanya
ingin kepastian itu terlontar dari mulutmu. Agar tak ada lagi celah yang
mengganjal diantara kita. Agar aku tau dimana sebenarnya hatimu berlabuh.
Aku takut pada cinta yang kau
tawarkan. Aku hanya takut terjebak di hati yang salah (lagi). Semua kebersamaan
kita semakin membawaku pada kebahagiaan tanpa batas, tapi aku juga takut
kebahagiaan itu akan hilang nantinya. Aku takut kau pergi tanpa pamit, karena
kamu tak pernah benar-benar ku miliki.
Aku ingin selalu melebur dengan
tawamu. Aku ingin selalu meleburkan hatiku dengan hatimu. Aku ingin bersamamu,
selalu. Bagiku, kamu adalah tempat ternyaman untuk melabuhkan hati.
untuk kamu, dari sebuah hati yang ingin
memilikimu dengan kepastian.
Cieee yang butuh kepastian...
BalasHapuscieee engga tuh haha
BalasHapus