Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Setelah tak Ada Lagi Kita

“Apa kabar?” itu katamu saat terakhir kali kamu menghubungiku minggu lalu. tentu saja akan ku jawab bahwa aku baik-baik saja. saat kau tanyakan lagi apakah aku baik-baik saja, tentu aku sangat baik. Aku tidak berbohong, memang aku sangat baik-baik saja. Dulu mungkin aku berbohong karena sebenarnya aku tak baik-baik saja, tapi semua keadaan sudah berbeda. Kau boleh lihat aku sekarang. Aku  bukan lagi gadis lemah seperti yang kau katakan dulu. aku bukan lagi gadis yang bercucuran air mata karena luka yang kau sebabkan. Aku bukan lagi gadis yang jatuh berlutut karena kepergianmu. Aku meyakini diriku bahwa kebahagiaanku bukan tergantung kamu. Sekarang aku sudah berdiri lagi. Untuk menunggu cinta yang baru. Tentu bukan cinta yang pernah kau janjikan. aku menunggu dia yang telah Tuhan siapkan untukku. Iya, aku memang sudah menghapusmu. Aku sudah mengkosongkan hati ini untuk yang lain. Karena tak adil rasanya bagi dia yang ingin mengisi hatiku jika masih ada kamu disana. Tidak, a...

Selamat Ulang Tahun, Kamu

Hai, selamat malam kamu. Atau mungkin selamat pagi, selamat siang, dan bisa juga selamat sore. Kapanpun kamu membaca ini, dimanapun, semoga kamu baik-baik saja. Ini hanya sekedar harapanku, karena aku tau kamu tidak mungkin membaca ini. Maksud tulisanku kali ini untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu tanpa berjabat tangan. Selamat ulang tahun, kamu. Hari ini umurmu genap 20 tahun. Bukan lagi umur yang pantas untuk sekedar bermain-main dan bersenang-senang tanpa tujuan hidup. Umur yang membawamu beralih dari masa remaja menuju ke masa dewasa. Semoga kaupun bertambah dewasa, menjadi manusia yang lebih baik, dan mau memperbaiki diri. Aku masih selalu mendoakanmu. Bukan hanya saat kau ulang tahun seperti ini, tapi juga saat aku mengingatmu. Iya, mengingat kenangan kita. Maaf sekali, aku hanya bisa memberimu doa. Dan kurasa, sebuah doa untuk kebaikanmu sudah lebih dari cukup. Kau masih mengingatku? Iya aku, cintamu di masa putih birumu. Kau masih ingat kenangan kita? Kalau ...

Merelakan

Gilang sedang serius menatap laptopnya, ia terlihat sedang sibuk memencet setiap tombol keyboard-nya. Luna mengampiri Gilang yang sedang duduk sendirian di sudut cafe dengan laptop setianya yang ia letakkan di atas meja. Tanpa basa-basi ia langsug duduk di sebelah Gilang “eh Lang, tau gak? Kemaren pas daftar ulang gue ketemu sama kinan. Gue kaget lang bisa ketemu dia sana.” Gilang kaget mendengarkan luna yang asik bercerita dengan mukanya yang berseri-seri dan semangatnya yang seolah-olah dia abis dapet undian. Bagaimana   bisa Luna bertemu dengan kinan di kampus barunya. Jangan-jangan mereka ... “terus Lun, itu si kinan ngapain disitu?” gilang berharap semoga dugaannya salah, semoga hanya kebetulan saja mereka bertemu, semoga kinan hanya tak sengaja lewat situ atau dia hanya mengantar saudaranya atau temannya yang daftar ulang di kampus itu. “iya jadi pas ngeliat gue di kampus itu dia langsung nyamperin gue. Gue kira siapa, eh ternyata Kinan. Dan lo tau gak sih lang, ternyat...

Surat Untuk Sebuah Penyesalan

Maaf. mungkin kata itu yang ingin saya sampaikan kepada kamu melalui surat ini. Saya yang sudah mengabaikan orang baik seperti kamu. Saya yang pernah tidak menggubrismu. Maaafkan saya karena telah melewatkan orang sesabar kamu dalam menghadapi saya. Saya sadar setelah kehilangan. Ternyata ada cinta yang selalu saya tutupi. Ada cinta yang tidak pernah saya ungkapkan karena saya takut. Saya takut pada apapun yang nantinya akan menyakiti hati saya. saya terus menutup-nutupi apa yang sebenarnya ada pada hati saya. Karena saya takut akan terluka, karena saya ragu akan kamu. Tapi, sekarang justru kehilangan kamu yang menyakiti hati saya. Kamu yang sudah melangkah jauh dari hidup saya. Bukan salahmu, ini salah saya. Karena saya sendiri yang membiarkan hati saya terluka. Karena saya yang terlalu mengabaikan, karena saya yang melupakan yang terbaik seperti kamu, karena saya terlalu rapat menutup mata untuk sekedar melihat hatimu yang tulus.  Jika langkah kakimu kini mengantarkanmu ...