Setelah tak Ada Lagi Kita
“Apa kabar?” itu katamu saat
terakhir kali kamu menghubungiku minggu lalu. tentu saja akan ku jawab bahwa
aku baik-baik saja. saat kau tanyakan lagi apakah aku baik-baik saja, tentu aku
sangat baik. Aku tidak berbohong, memang aku sangat baik-baik saja.
Dulu mungkin aku berbohong karena
sebenarnya aku tak baik-baik saja, tapi semua keadaan sudah berbeda. Kau boleh
lihat aku sekarang. Aku bukan lagi gadis
lemah seperti yang kau katakan dulu. aku bukan lagi gadis yang bercucuran air
mata karena luka yang kau sebabkan. Aku bukan lagi gadis yang jatuh berlutut
karena kepergianmu.
Aku meyakini diriku bahwa
kebahagiaanku bukan tergantung kamu. Sekarang aku sudah berdiri lagi. Untuk
menunggu cinta yang baru. Tentu bukan cinta yang pernah kau janjikan. aku menunggu
dia yang telah Tuhan siapkan untukku. Iya, aku memang sudah menghapusmu. Aku
sudah mengkosongkan hati ini untuk yang lain. Karena tak adil rasanya bagi dia
yang ingin mengisi hatiku jika masih ada kamu disana. Tidak, aku tidak
menghapus kenangan tentangmu. Mana mungkin aku lupa, ya kecuali jika aku hilang
ingatan. Aku hanya menghapus perasaan yang pernah ada buatmu.
Kalau di ingat lagi, kenangan
kita dulu itu lucu. Kita yang masih sama-sama labil memutuskan untuk menjalin
hubungan saat sama-sama tersakiti. Kamu memberi kebahagiaan baru untukku.
Hal-hal konyol yang sering kita lakukan berdua kadang membuatku tertawa saat
mengingatnya. Aku tak lagi menangis saat mengingat kenangan kita. Justru aku
tertawa. Betapa bodoh dan polosnya aku saat itu yang masih tak bisa membedakan
mana cinta yang tulus dan mana yang tidak. ah mungkin harus ku hentikan, aku
tak ingin lama-lama mengingatmu.
Jadi, setelah kepergianmu kuakui
memang aku kehilangan. Aku mungkin terluka. Tapi itu hanya sementara. Aku
berhasil menyembuhkannya, bukan karena ada orang lain yang menggantikanmu, tapi
karena memang aku ingin. Karena jika aku tak menginginkannya, meskipun ada
beribu orang mencoba menggantikanmu, itu tak akan berhasil, karena aku tak
menginginkannya. Iya, jadi selama ini aku sibuk menyebuhkan hati, sendirian. Karena aku tau, sudah tak ada lagi Kita di antara kamu dan aku. Yang ada hanya kamu dan Aku. Kita hanya sepenggal kenangan yang mungkin akan usang di makan waktu,
Aku sedang memilah-milah kenangan
yang berceceran, mana yang harus ku ambil untuk ku jadikan pelajaran, dan mana
yang harus benar-benar ku hapus.
Sekarang umurku sudah tak lagi
pantas untuk bermain-main dengan cinta. Aku sedang sibuk memikirkan masa depan.
Aku sedang sibuk memperbaiki diri, karena aku percaya Tuhan pasti memberikan
yang terbaik jika kita juga baik. Aku tidak akan terlalu pusing untuk segera
mencari penggantimu, karena aku juga percaya jika waktunya sudah tepat, aku
akan dipertemukan dengan orang yang tepat.
Aku bersyukur jika kau sudah
menemukan penggantiku. Semoga dia lebih baik dari pada aku dan selalu membawamu
dalam kebaikan. Dan aku? Ya, seperti yang sudah ku jelaskan tadi. Aku tidak
terlalu memusingkan untuk sesegera mungkin mendapatkan penggantimu. Aku hanya
percaya, jika waktunya tepat, yang lebih baik itu pasti akan datang untukku.
Meskipun tanpamu, jangan pikir
aku akan selalu bersedih. Aku tidak kehilangan otak dan pikiranku, jadi aku baik-baik saja. Aku hanya perlu
ikhlas dan bersyukur. Dan aku baru menyadari satu hal, ternyata semudah ini
menghapus bagian kamu dihatiku.
Komentar
Posting Komentar