Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

gaktau ini apa :))

nyatanya, aku masih mengepal harap dalam semoga. terus bergelayut dalam rasa yang sebenarnya tidak mungkin menemukan tuannya. aku masih berdiam dalam rasa yang sama, rasa yang  dulu kau ciptakan untuk kemudian kau tinggalkan tanpa akhir. bagaimana kau bisa menumbuhkan rasa pada hati yang berbeda dalam waktu yang sama, tapi aku? aku hanya percaya, kamu satu-satunya. iya, aku menjadikan kamu satu-satunya dan kamu jadikan aku yang kesikian. seandainya detak jam bisa kuberherntikan semauku. aku ingin menjedanya sebelum aku mengenalmu. lalu kuhapus bagian dimana ada kamu didalamnya, dan kemudian memutarnya kembali saat semua sudah terhapus. bukan, bukan karena aku menyesal mengenalmu. aku sungguh berterimakasih padamu, kamu sudah banyak memberiku pelajaran hidup. ini hanya bagian dari caraku menyembuhkan luka. aku hanya ingin lepas dari bayang-bayang, tentangmu. mengingatmu sama artinya dengan mengungkit luka. dulu, kupikir kau merengkuhku, membangkitkan kejatuhanku, tapi ternyata, ...

Seharusnya Kita

Seharusnya, aku tidak mengabaikan ketika kau dekat. Seharusnya aku peduli ketika kau juga peduli. Dan seharusnya, memang seharusnya.. kita mengesampingkan ego untuk hati yang sudah saling terpaut. Berkali-kali aku mencoba menyembunyikan luka ketika pengabaian itu masih saja kau berikan. Menepikan segala ketidakpedulianmu. Mencoba menulikan telinga dan menutup mata dan meyakinkan diri bahwa aku baik-baik saja. kautau rasanya jadi aku? Tapi, aku tidak akan membiarkanmu merasakan rasanya jadi aku. Iya, aku mencintaimu. Dan seseorang yang mencintaimu dengan tulus tidak akan membiarkan kamu terluka. Bisakah kita sama-sama mengesampingkan ego.  Lupakan luka yang pernah kusebabkan dan aku akan melupakan luka yang (mungkin) kau sebabkan. Bagaimana bisa kita sama-sama terluka sementara diantara kita tidak pernah ada penyatuan? Kalau aku menyebutnya ini dengan cinta, bolehkah? Aku tidak punya kemampuan untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi diantara kita. Ketika aku berjuang ...

Jatuh untuk Bangkit

“ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan, seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan, tapi melepaskan bukan akhir dari dunia.. melainkan awal dari sebuah kehidupan baru” – Kahlil Gibran Benar memang, melepaskan memang bukan hal yang mudah. Ketika sudah terlanjur mencintai, kita tidak bisa dengan mudah melepaskan. Mungkin sampai saat ini melepaskan masih jadi satu hal yang sulit untuk dilakukan. Entah apa penyebabnya. Mungkin terlalu cinta, sayang, berarti atau apapun itu namanya. Tapi, melepaskan juga kadang jalan terbaik yang harus dilakukan. Ketika sudah tidak ada yang perlu di pertahankan dalam hubungan, apalagi yang bisa kita lakukan selain melepaskan. Melepaskan memang sulit, tapi akan lebih sulit jika kita bertahan dalam kesakitan. Kadang, kita juga harus belajar merelakan. Tidak semua hal yang kita kehendaki dalam hidup bisa tercapai.  Kadang, mata kita terlalu tertutup untuk melihat mana yang terbaik. Padahal jika kita  berani membuka mata, ada banyak s...