Jarak

Ruang-ruang kosong ini sudah semakin melebar. Kunamai ia sebagai jarak. Yang jauhnya tak lagi bisa ku harapkan sedekat nadi. Andai bisa ku capai hanya dalam kerdipan mata. Betapa bahagianya aku. Menjadi manusia yang bisa melepas rindu pada setiap saat aku ingin. 

Tapi ini jarak. Ribuan kilometer yang membentang, seakan jadi satu hal yang paling mematahkan perasaan. 

Aku benci perasaan ini. Perasaan ingin bertemu, ingin berpeluk, ingin menyentuh senyum di wajah indahnya. Ah, tangisku tak bisa ku bendung lagi. Betapa ini sangat menyesakan. 

Mereka tak kan mengerti, karena tak tahu rasanya jadi aku. 

yang bisanya hanya melambungkan doa-doa pada semesta. yang bisanya hanya menatap kereta dengan mata berkaca, berharap aku di dalamnya, membawaku pada pelepas rinduku, membawaku pada perasaan yang jauh dari kesesakan. 

Adakah yang bisa menolongku lari dari semua ini? ataukah aku harus bertahan? meski sebenarnya, aku tidak tahu sampai dimana batas kemampuanku. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat Kata, dari yang Merindukanmu

Sebuah Jawaban

Suatu Hari di 2020