Suatu Hari di 2020


Hari ini ada sesuatu yang menggelitik perasaanku. Tentang takdir Tuhan yang rupanya sedang mengajak kita bercanda. Awal 2020 lalu, doaku masih tentang harapan-harapan kita, mimpi-mimpi kita, juga tentang rencana indah yang kita rancang entah sejak berapa tahun lalu. Tapi hari ini, aku menemukan jika kamu pada akhirnya telah melabuhkan hatimu pada seseorang yang akan membersamaimu, dan tentu saja, itu bukan aku.


Masih terngiang di kepalaku perbincangan terakhir kita. Pertanyaanku mengenai kemana sebenarnya hubungan kita akan dibawa, juga tentang kemana sebenarnya perasaan kita ingin jatuh. Sampai pada akhirnya keraguan menyadarkan kita, juga ketidaksiapanmu, serta mimpi-mimpi kita yang dulu terasa sama dan searah namun berakhir lumpuh di tengah jalan. Rupanya langkah kaki kita selama ini tak pernah berjalan beriringan. Kita hanya saling berhadapan, mencoba bertahan untuk menetap, sama-sama terjerat oleh keterpaksaan, sampai akhirnya kita sama-sama tahu, kita berhak bahagia, meski bukan dengan satu sama lain. Bahwa sebenarnya, kita mungkin dipertemukan di persimpangan takdir, yang membuat kita sama-sama belajar.

Rupanya, tempat yang dulu kita sama-sama tinggali itu bernama Dermaga, yang atas nama perasaan kita sebut sebagai rumah.

Aku menulis ini, bukan karena menyesali apa yang sudah terjadi diantara kita, bukan juga lantaran bersedih karena ternyata kita telah gagal untuk saling bertahan. Tetapi, aku menulis ini untuk mengingatkan diriku sendiri, dan juga kamu yang mungkin saja membaca tulisan ini, bahwa tidak ada yang bisa menentukan takdir harus kemana. Sekeras apapun bertahan, akan berpisah pada waktunya jika bukan ditakdirkan bersama, dan sekeras apapun melepaskan, akan bertemu pada waktunya jika ditakdirkan bersama.

Untuk semua waktu-waktu yang telah kita habiskan, untuk genggaman tangan yang pernah kita saling sematkan, untuk semua kebahagian, keegoisan, pertengkaran, perdebatan juga tawa serta tangis yang pernah kita nikmati bersama, terima kasih. Darimu, aku belajar perihal mengikhlaskan.


Selamat berbahagia, 
untukmu dan pasanganmu.
Juga untukku,
Tentu dengan pasanganku.

Komentar

  1. Yang lebih sakit itu, berpisah tanpa mengucap kata pisah💔

    BalasHapus
  2. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.cc

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat Kata, dari yang Merindukanmu

Sebuah Jawaban