Melewatkanmu

Aku tidak tahu mengapa kamu selalu ada. Dalam setiap bayang ketika aku terpejam. Ketika aku lelah dan ingin terlelap, kamu hadir bagai klise yang selalu ingin terlihat. Sungguh, aku tak ingin seperti ini, aku ingin berhenti. Seringkali aku mengabaikan, seringkali aku memikirkan dan membayangkan hal lain agar bayang senyummu tak lagi ku lihat, namun ternyata itu percuma.

Aku tak tahu apa dan bagaimana. Bagiku kamu hanyalah kawan lama yang sudah tak pernah ku temui lagi, tapi entah kenapa, aku selalu memikirkanmu bahkan ketika aku tidak tahu kamu dimana, bagaimana kabarmu, bagaimana kuliahmu, bahkan aku tidak tahu account instagrammu, path-mu, facebook-mu, dan semua account social media-mu aku tak pernah tahu. Hmm, aku bukannya tak tahu, tapi aku tak ingin mencari tahu. Karena aku ingin, kekagumanku padamu berhenti sampai disini. Aneh rasanya terus mengagumimu yang kini entah dimana.

Kita dulu pernah begitu dekat, sangat dekat, tapi orang lain tak pernah tahu. Aku merindukan godaan-godaan kecilmu yang sering mengajakku jalan dan selalu berakhir dengan penolakanku. Aku rindu tanganmu yang sering kali menjadi objek coretanku. Aku rindu kamu yang sering membantuku ketika aku menghadapi kesulitan. Kamu yang selalu diam-diam membantuku, kamu yang selalu diam-diam tersenyum padaku, aku rindu hal-hal sederhana yang kamu lakukan, yang tidak pernah disadari orang lain, tapi diam-diam membuatku tersenyum geli melihatnya.

Kedekatan kita memang tak begitu lama. sampai akhirnya kamu menghilang, mengejar mimpimu. Sampai akhirnya aku sadar, mungkin, aku telah melewatkanmu.

Mengapa aku tidak pernah berusaha mencari tahu hal tentangmu? Kenapa aku tak pernah mencoba menghubungimu? aku awalnya tak pernah mengerti jawaban dari pertanyaan ini. Karena gengsi? Mungkin. tapi akhirnya, aku berpikir untuk apa. Iya, untuk apa aku menghubungimu. Kamu bahkan tak pernah mencoba menghubungiku atau mencari tahu tentangku. Dan mungkin juga, kamu tak pernah mengingat bahwa orang sepertiku pernah ada dalam kehidupanmu.


Bahkan ketika aku sangat merindukanmu, aku hanya bisa melihatmu dalam mimpiku. Ya, sebagai seorang pemimpi aku hanya bisa membayangkan suatu saat nanti mungkin kamu akan menghubungiku walaupun hanya untuk berkata “hai, kamu apa kabar?”. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat Kata, dari yang Merindukanmu

Sebuah Jawaban

Suatu Hari di 2020