Untuk DuaMaret-ku
Aku kangen kamu, kangen banget sama kamu. Itu hal pertama yang pengen aku tulis buat kamu. Aku ga pernah tau gimana caranya mengutarakan ini sama kamu, karena aku gak tau, gimana caranya mengutarakan perasaan sama orang yang udah jadi milik orang lain.
Kayaknya aku salah ya ngijinin kamu dateng ke rumah kemarin malem. Rasanya kayak ngebuka kotak lama yang udah kita tutup rapat-rapat. Begitu dibuka, isinya berhamburan, Kenangan. Hasilnya jadi gini, aku bimbang, kamu-pun juga. Tapi seharusnya gak ada yang perlu dibimbangin lagi diantara kita. Jalan kita udah beda, gak lagi sama. Kamu dengan jalanmu, dan aku dengan jalanku, yang tanpa kamu. Karena diantara kita, ada tabir gak bisa kita tembus hanya dengan cinta. Ada jarak yang gak bisa kita sentuh hanya dengan cinta.
Ada banyak hal yang pengen aku kasih sama kamu, ada banyak hal yang pengen aku bicarakan sama kamu, ada banyak cerita yang ingin aku bagi sama kamu, ada banyak mimpi yang ingin aku ceritakan sama kamu, tapi aku tahu, itu bukan jatah aku, bukan jatah kamu, dan bukan jatah kita.
Aku gak tau, kenapa perasaan ini harus tetep ada. Seberapa lama-pun kita gak bareng lagi, seberapa lama-pun kita gak pernah ketemu lagi, perasaan ini masih ada, dan aku gak pernah tau alasannya apa, dan untuk apa.
Aku ingin sekali menatapmu lebih lama, melihat matamu yang sendu dan menenangkan, setiap melihat mata itu rasanya ingin sekali memegang wajah kamu, pipi kamu, tangan kamu, dipeluk sama kamu, tapi aku tahu, aku gak bisa. Aku hanya masa lalu. Dan masa lalu, akan tetap menjadi masa lalu. Gak akan bisa dirubah. Memang ada beberapa dari masa lalu yang bisa dirubah, diperbaiki, dan dibuat indah kembali, tapi, itu gak berlaku untuk kita.
Aku sering berpikir, seandainya dulu aku tidak pergi, mungkin kita akan tetap menjadi kita, aku akan tetap sama kamu, dan kamu akan tetap sama aku, kita akan tetap merancang masa depan bersama, kita akan saling berbagi mimpi bersama, usia hubungan kita pasti akan memasuki tahun ke-5 nya tahun ini. Dan baru ku ketahui, kamu juga meyakini hal yang sama setelah perbincangan kita kemarin malam.
Aku selalu membayangkan hal apa saja yang bisa terjadi dalam 5 tahun itu. Aku selalu membayangkan betapa bahagianya punya kamu yang selalu sayang sama aku. Aku selalu membayangkan, seandainya aku tidak pergi, meskipun mungkin tempat sekolah kita berbeda, kamu jemput aku di sekolah, kita jalan bareng, ngelakuin hal-hal konyol bareng. Dan aku selalu membayangkan, betapa kita akan saling mencintai, meski di tengah pertengkaran, meskipun kita berselisih paham, meskipun aku benci keras kepalamu, meski apapun yang terjadi, aku selalu membayangkan cinta yang kita miliki akan tetap sama bahkan bertambah, bukan berkurang.
Aku tidak suka kepulan asap rokokmu, tapi kini aku merindukannya.
Aku tidak suka keras kepalamu, tapi kini aku merindukannya.
Aku tidak suka caramu memaksaku, tapi kini aku merindukannya.
Aku bahkan rindu tanganmu yang selalu berbau asap rokok.
Aku merindukannya, semua hal, tentang kamu, tentang aku, tentang kita.
Harusnya, aku bahagia karena kamu telah menemukan wanita yang mencintaimu. Harusnya aku bahagia karena kamu sedang berjalan ke arah yang lebih baik. Harusnya aku bahagia, untuk kebahagiaanmu. Otak manusia memang selalu menggunakan pola seharusnya, tapi hati tidak bisa diatur dengan pola apapun, jika terluka ia akan tetap terluka.
Ku yakini dan kudoakan dalam hati, perempuan yang saat ini bersamamu adalah perempuan yang baik dan sangat mengerti kamu. Karena aku tahu, kamu juga orang baik. Aku juga akan menepati janjiku, menemukan pria baik, seperti yang kamu katakan, yang selalu ku amini dalam hati seraya berkata "semoga pria baik yang seperti kamu."
Semoga apapun yang sudah kamu rancang bersama dia berjalan dengan lacar. Semoga dengan bersama dia, kamu akan menjadi lebih baik dan lebih mencintai Tuhanmu. Jadilah pria baik untuk siapapun yang berada didekatmu.
Dan yang harus kamu tahu, aku sayang sama kamu, akan selalu sayang sama kamu, dan akan terus sayang sama kamu. Perasaan ini gak bakal ada ujungnya. Tapi, aku akan berusaha sekuat mungkin buat ngelawan perasaan ini. Semoga kamu juga. Selamat menjemput takdirmu, dan aku juga.
Untuk pria yang pernah kumimpikan menjadi imam untuk keluargaku, berbahagialah, dijalanmu yang tanpa aku.
NB: bungkus rokok dan coretan namaku yang berada di lemarimu dihilangkan saja. Kalau calon istrimu melihat, dia pasti marah.
ciitt, kapan aku dibikinin cerita kayak ini??? aku tau siapa yg dimaksud dalam cerita ini
BalasHapusAhaha jangan sok tau deh :p cerita apa? 4 tahun jadi pengagum rahasia?
Hapus