Masih Kepada Kamu

Aku menulis ini saat rinduku tengah lumpuh ditengah jalan, bersama cintamu yang tengah bersemi di hati yang lain.Masih kepada kamu, topik utama dalam perbincanganku dengan Tuhan.

Aku yang masih menyimpan rasa ini dengan baik dan kamu yang sedang membaginya dengan yang lain.
Aku ingin menangis, karena rasanya tak kuat lagi untuk manahan sesak yang semakin menumpuk.

Kalau tau akan seperti ini lagi, lebih baik jangan datang. Jangan tanamkan harapkan kalau pada akhirnya kamu juga yang membuat harapan itu mati. Ini tangisan yang entah untuk keberapa kalinya. Aku tak bisa perlihatkan didepanmu, aku tak bisa katakan pada semua orang, aku hanya ingin menangis, sendirian, hingga isaknya tak pernah terdengar ditelingamu.

Kita hanya dua orang yang pernah berpapasan, tapi tak pernah ditakdirkan untuk bersama. Aku tidak dapat memahami jalannya takdir, kita selalu menemukan cara untuk kembali saling menatap, tapi pada akhirnya kamu yang berpaling terlebih dahulu. Dan kita, kita menjadi dua orang yang seakan-akan tak pernah saling mengenal.

Ada luka yang menjalar saat tau kamu terluka dan aku tidak bisa ada disana. Sungguh rasanya aku ingin disampingmu, menemani disaat tersulitmu. Tapi, aku bukan siapa-siapa, dan kenyataan itu semakin memperparah luka.

Aku tak akan cemburu saat kamu bersama wanita lain. Aku tak akan terluka saat kamu mengabaikan aku. Aku hanya terluka saat tau bahwa kamu sakit, saat kamu jatuh, saat kamu tidak menemukan kebahagiaanmu dan aku tidak bisa ada disana.

Beberapa hari yang lalu, kamu menuliskan bahwa kamu sedang sakit diakun jejaring sosial milikmu. Saat itu juga aku ingin menghubungimu, aku ingin datang padamu, tapi aku menahan diri, karena aku tau aku bukan siapa-siapa dan aku tak punya hak apa-apa. Ini lebih menyakitkan dari sekedar diabaikan. Bertahan untuk tidak peduli padahal hati ingin memeluk.

Mungkin, aku tak cukup pantas untuk berada disisimu, tapi ketahuilah doaku tak pernah salah alamat, tertuju padamu, semoga sampai dan terasa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat Kata, dari yang Merindukanmu

Sebuah Jawaban

Suatu Hari di 2020