Penghujung Tahun dalam Kenangan
Dua tahun lalu kamu pernah berkata "tahun baru kita ke bromo ya, kita lewatin malam tahun baru disana, bareng sama temen-temen aku juga."
Dua tahun lalu, kamu bilang bahwa tahun-tahun berikutnya, ingin kamu lewatkan bersamaku juga.
Dua tahun lalu, kamu bilang bahwa "gak nyangka ya bisa sejauh ini sama kamu."
Iya, itu 2 tahun lalu. Sebelum akhirnya kita berpisah dan semua yang ku tuliskan tadi hanya harapan yang belum sempat terwujudkan oleh kita.
Kamu menjadi orang yang begitu ku kenal, sebelum akhirnya menjadi orang yang terlalu asing bagiku.
Melewatkan malam pergantian tahun bersamamu masih menjadi mimpi yang ingin ku jadikan nyata. Namun, percuma saja jika sekarang kamu tak lagi bersamaku. Bahkan dua tahun lalu, kita berpisah tepat satu minggu sebelum malam pergantian tahun.
Dua tahun lalu, penghujung tahun menjadi cerita yang sempat tak ingin ku ingat lagi. Aku benci gerimis dipenghujung desember, padahal sebelumnya aku penikmat hujan yang baik, aku juga sangat mencintai desember. Tapi kamu, kamu merubah segalanya.
Jam berganti hari, hari berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Kini sudah 2 tahun berlalu. Desember sebelumnya pernah ku lewati dengan sisa-sisa pahit kenangan kita. tapi kali ini, aku ingin mengingatmu dengan senyuman. Tidak semua tentang kamu menyakitkan. Kamu pernah memberiku tawa, tapi aku lupa karena ternyata, luka itu menyembunyikan tawa yang pernah kamu sebabkan.
Aku membuka lagi kotak lama. Ada banyak kenangan yang berceceran. Disana ada banyak hal yang bisa memutar kembali ingatan pada kita yang dulu. Disana ada hadiah-hadiah yang pernah kamu berikan, ada foto-foto usang kebersamaan kita, yang pada akhirnya membuatku tersenyum. Aku terus menerawang, terlintas diingatan tentang bagaimana kamu mengatakan rindu saat kita berjauhan, terlintas saat kamu menggenggam tanganku ketika bersama. Aku ingat bagaimana kepulan asap rokokmu membuatku terbatuk, aku ingat bagaimana aroma farfummu. Aku ingat semuanya. Mereka bagai kenangan tak tahu diri yang berlomba masuk dalam ingatan.
Dua tahun ini, aku menyembuhkan hati dari luka yang pernah kamu sebabkan. Tapi ketika malam-malam begini, terlintas ingin bersamamu lagi. Hatiku memang tak tahu malu, sudah tau rasaya terluka tapi tetap ingin mencoba. Aku bukan tipe orang yang mudah membuka hati untuk yang lain, aku masih ingin menjadikanmu topik utama dalam setiap mimpi yang ingin ku jadikan nyata.
Aku masih ingin ke puncak Gunung Bromo bersamamu. sekali saja, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu disana. Biarkan udara membuat tubuhku menggigil, asal bersamamu, tak mengapa. Setelah itu, kamu boleh pergi lagi. Habiskan waktumu dengan perempuan yang kau ingini. Dan aku akan membiarkan ingatanku terbang bebas. Aku akan mencoba membuka pintu ini untuk yang lain. Dan ingatan tentangmu, akan kubiarkan menjadi mimpi dimusim panas.
Dua tahun lalu, kamu bilang bahwa tahun-tahun berikutnya, ingin kamu lewatkan bersamaku juga.
Dua tahun lalu, kamu bilang bahwa "gak nyangka ya bisa sejauh ini sama kamu."
Iya, itu 2 tahun lalu. Sebelum akhirnya kita berpisah dan semua yang ku tuliskan tadi hanya harapan yang belum sempat terwujudkan oleh kita.
Kamu menjadi orang yang begitu ku kenal, sebelum akhirnya menjadi orang yang terlalu asing bagiku.
Melewatkan malam pergantian tahun bersamamu masih menjadi mimpi yang ingin ku jadikan nyata. Namun, percuma saja jika sekarang kamu tak lagi bersamaku. Bahkan dua tahun lalu, kita berpisah tepat satu minggu sebelum malam pergantian tahun.
Dua tahun lalu, penghujung tahun menjadi cerita yang sempat tak ingin ku ingat lagi. Aku benci gerimis dipenghujung desember, padahal sebelumnya aku penikmat hujan yang baik, aku juga sangat mencintai desember. Tapi kamu, kamu merubah segalanya.
Jam berganti hari, hari berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Kini sudah 2 tahun berlalu. Desember sebelumnya pernah ku lewati dengan sisa-sisa pahit kenangan kita. tapi kali ini, aku ingin mengingatmu dengan senyuman. Tidak semua tentang kamu menyakitkan. Kamu pernah memberiku tawa, tapi aku lupa karena ternyata, luka itu menyembunyikan tawa yang pernah kamu sebabkan.
Aku membuka lagi kotak lama. Ada banyak kenangan yang berceceran. Disana ada banyak hal yang bisa memutar kembali ingatan pada kita yang dulu. Disana ada hadiah-hadiah yang pernah kamu berikan, ada foto-foto usang kebersamaan kita, yang pada akhirnya membuatku tersenyum. Aku terus menerawang, terlintas diingatan tentang bagaimana kamu mengatakan rindu saat kita berjauhan, terlintas saat kamu menggenggam tanganku ketika bersama. Aku ingat bagaimana kepulan asap rokokmu membuatku terbatuk, aku ingat bagaimana aroma farfummu. Aku ingat semuanya. Mereka bagai kenangan tak tahu diri yang berlomba masuk dalam ingatan.
Dua tahun ini, aku menyembuhkan hati dari luka yang pernah kamu sebabkan. Tapi ketika malam-malam begini, terlintas ingin bersamamu lagi. Hatiku memang tak tahu malu, sudah tau rasaya terluka tapi tetap ingin mencoba. Aku bukan tipe orang yang mudah membuka hati untuk yang lain, aku masih ingin menjadikanmu topik utama dalam setiap mimpi yang ingin ku jadikan nyata.
Aku masih ingin ke puncak Gunung Bromo bersamamu. sekali saja, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu disana. Biarkan udara membuat tubuhku menggigil, asal bersamamu, tak mengapa. Setelah itu, kamu boleh pergi lagi. Habiskan waktumu dengan perempuan yang kau ingini. Dan aku akan membiarkan ingatanku terbang bebas. Aku akan mencoba membuka pintu ini untuk yang lain. Dan ingatan tentangmu, akan kubiarkan menjadi mimpi dimusim panas.
Komentar
Posting Komentar