Kekuatan Doa
Lewat tulisan ini
saya hanya ingin berbagi pengalaman. Tentang kekuatan doa. Yang dapat
memungkinkan segala hal yang menurut kamu itu tidak mungkin.
Beberapa bulan
lalu, saya melewati ujian nasional. Siapa yang tidak takut menghadapi ujian
nasional? Sekalipun orang itu cerdas, pasti ada juga kegelisahan dalam hati
mereka tentang ketakutan menghadapi ujian nasional. Waktu itu, saya masih belum
menguasai beberapa materi, tapi saya tetap berusaha belajar menguasai materi
itu. Saya tetap belajar, mengikuti bimbingan diluar sekolah sebelum ujian.
Sampai hari itupun tiba, tidak ada yang bisa saya lakukan selain berdoa setelah
sholat ataupun waktu hendak memulai ujian. Meminta doa kepada orang tua setiap
hendak berangkat sekolah. Saya hanya bisa meminta doa secara langsung kepada
papa. Mama saya jauh, ada di Jawa Barat. Sedangkan saya di Jawa Timur. Saya
sedih, ketika semua anak bisa meminta doa kepada ibunya secara langsung,
mencium tangannya, memohon doa restu hingga mencium kaki ibunya. Tapi, saya
hanya bisa menelpon mama saya dengan menangis setiap pagi ketika hendak
berangkat menempuh ujian. mama saya hanya bilang “lakukan yang terbaik, mama
selalu mendoakanmu” nada suaranya yang lembut tanpa terdengar terisak. Seketika
dalam hati saya berdoa, memohon kepada tuhan untuk memudahkan segalanya. Saya
hanya tidak ingin mengecewakan orang tua saya terutama mama.
saya berusaha
mengerjakannya dengan baik. Untuk mama, untuk papa, juga untuk guru-guru saya.
Setelah ujian
selesaipun saya tetap berdoa. Agar apa yang sudah saya kerjakan membuahkan
hasil yang baik. Selain itu saya juga berdoa untuk SNMPTN yang saya ikuti.
Tentu saja saya juga ingin lolos SNMPTN. Saya tak bisa berbuat apa-apa untuk
SNMPTN karena nilai rapot sudah dimasukan pihak sekolah ke pihak pusat SNMPTN.
hanya bisa
berdoa, dan selalu meminta doa kepada orang tua. Terutama mama. Setiap bercakap
dalam telepon dengan mama, saya hanya minta satu hal “mah, doakan citra agar
lulus dengan nilai baik dan lolos SNMPTN”. Mungkin mama tersenyum disana
mendengar perkataanku. Senyum yang tidak bisa saya lihat. Mama hanya mengatakan
bahwa beliau selalu berdoa untuk saya, untuk anak-anaknya, juga untuk papa saya
meskipun sekarang sudah bukan suaminya.
“mama setiap
minggu ikut pengajian, setiap pengajian itu pula, mama menyelipkan doa untuk
kamu. Mama juga meminta doa kepada teman-teman mama di pengajian untuk ikut
mendoakanmu” begitu kata mama. Saat iu, saya hanya ingin menahan air mata agar
tidak jatuh. Saya ingin seperti mama, tegar, sabar dan tawakal.
Pengumuman kelulusan
pun diumumkan. Seluruh siswa di sekolah saya dinyatakan lulus 100%. Sayapun
alhamdulillah lulus dengan nilai yang baik. Banyak siswa-siswi dikota saya yang
merayakan kelulusan dengan konvoi dan mencoret-coret baju mereka, tapi saya
memilih untuk tetap dirumah. Rasanya belum tenang jika belum pengumuman SNMPTN.
Sebelum
pengumuman SNMPTN, saya mengikuti test untuk masuk ke salah satu Politeknik
yang ada di Surabaya. Saya hanya iseng mengikuti itu untuk jaga-jaga saja.
sampai pada pengumuman politeknik diumumkan, ternyata nama saya tidak tercantum
dalam salah satu nama-nama yang lolos. Padahal saya sudah berusaha dan berdoa
untuk itu. Saya kecewa, sempat down pada saat itu. Sempat merasa kalau tuhan
tidak adil.
Seminggu sebelum
pengumuman SNMPTN saya terus berdoa dan berharap. Saya minder, dari ribuan yang
mendaftar SNMPTN apakah nama saya nantinya ada diantara nama-nama yang lolos.
Tapi saya tetap berdoa, dan tetap menyimpan keyakinan dalam hati saya. Ada
Tuhan, tidak ada yang tidak mungkin. Tuhan bisa memungkinkan segala hal.
Pada hari
pengumuman SNMPTN saya bingung, saya kalut, gelisah. Sudah 3 hari ini saya
haid, saya tidak bisa sholat. Saya takut menghadapi kenyataan nantinya. Tapi,
saya percaya dengan kekuatan doa. Walaupun tidak dengan sholat. Saya masih bisa
berdoa. Pengumuman SNMPTN diumumkan pada tanggal 26 juni jam 4 sore. Dari siang
hari saya sudah berada di depan laptop dan membuka website SNMPTN. Berulang
kali saya membuka website itu, hingga akhirnya saya tertidur. Saya ingat, pada jam 4 lebih 20 menit saya
terbangun, saya langsung panik. Saya membuka website SNMPTN, memasukan no
pendaftaran dan password. Saya menutup mata saya ketika website loading. Tangan
saya gemetar, hati saya tak karuan. Perlahan-lahan saya membuka mata. Di situ terlihat
ada nama saya, ada NISN saya, lalu dibawahnya tercantum tulisan berwarna hijau
“Selamat, Anda dinyatakan LULUS SNMPTN 2013” seketika saya langsung sujud
dilantai dan tak henti-hentinya berucap “ALHAMDULILLAH YA ALLAH” saya menangis.
Menangis bahagia, subhanallah. Masih tidak percaya rasanya. Saya coba bukan
ulang website SNMPTN berulang kali, saya masukan nomor pendaftaran dan password
saya, dan hasilnya tetap sama, hanya ada ucapan “SELAMAT”. Saya langsung
memberitahu kabar ini kepada mama, papa, sampai pada nenek kakek dan
saudara-saudara saya. Mama hanya berkata “selamat, mama bangga sama kamu.
Bersyukur pada Allah”. Saya hanya seorang siswi, saya belum bisa mencari uang
untuk membelikan barang-barang mahal untuk membahagiakan orang tua saya. Tapi
dengan semua ini, saya ingin membanggakan mereka dan membuat mereka tersenyum.
Saya sadar satu
hal, segala sesuatu yang kita inginkan butuh kesungguhan untuk terwujudkan.
Waktu mengikuti test politeknik, jelas saja Allah tidak meloloskan saya. Saya
tidak sungguh-sungguh saat itu. Berdoa pun tidak sepenuh hati. Karena dalam
hati saya, saya tetap ingin lolos SNMPTN. Dan suhhanallah, Allah mewujudkan
segalanya. mungkin ini yang terbaik, Tuhan memberi yang kita butuhkan. Segala
doa pasti terjawab pada waktu yang tepat. Saya salah ketika saya merasa tuhan
tidak adil. Tuhan maha adil. Dan sekarang, tanpa perlu merepotkan papa untuk
mengantarkan saya test ini itu, tanpa perlu membuat papa saya mengeluarkan
biaya yang terlalu banyak, saya kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di
Surabaya.
Untuk adik-adik
yang sekarang duduk di kelas 12. usaha yang baik untuk apapun yang kalian
inginkan. Untuk mengikuti SNMPTN tahun depan, kalian masih bisa memperbaiki
nilai kalian di semester 5 ini. Segala sesuatu tidak ada yang tidak mungkin.
Berdoa dan berusaha. Meminta doa selalu kepada orang tua terutama ibu. Memang
ada yang bilang, SNMPTN ini bisa saja faktor keberuntungan. Tapi, apakan kalian
tau keberuntungan itu ada pada diri kalian? Tidak ada yang tau. Tapi dengan doa,
kita tidak akan takut untuk berharap. Tentu saja, dengan diiringi dengan usaha.
Komentar
Posting Komentar