kamu...
hai, selamat
malam kamu yang berhasil mencuri hatiku dan membiarkannya terombang-ambing.
Membuatku terjebak dalam rasa yang akhirnya menyakiti diriku sendiri. Kalau
boleh aku memilih, bukan kamu yang ingin aku cintai. Tapi kamu berhasil
mengetuk hatiku dan masuk tanpa permisi sebelum aku mempersilahkan masuk. Siapa
yang mengijinkanmu menggetarkan hatiku? Siapa yang mengijinkanmu berdiam
lama-lama dalam otakku? Lalu siapa yang mengijinkanmu mengisi setiap ruang
kosong di hatiku. Kini, setiap sudutnya terisi namamu. Aku mengerti rasa ini
mulai menjalar ke arah cinta. Tapi haruskah aku berkata iya pada hati yang
kemungkinan besar akan membuat luka?
Dan akhirnya. Kau
berhasil. Dalam kurun waktu yang cukup singkat kau membuatku jatuh dalam
lorong-lorong cinta yang akhirnya membuatku terjebak dalam rasa yang tak bisa
kuhindari. Keluarkan aku dari sini. Aku ingin bebas, lepas. Tanpa rasa yang
menjerat. Tanpa hasrat untuk ingin memiliki, kamu.
Mengertikah?
Semua ini sudah menjalar semakin dalam. Yang awalnya ku pikir hanya perasaan
biasa, sekarang ternyata, lebih. Aku ingin berhenti memikirkanmu. Aku ingin
terlepas dari bayang-bayang tentangmu, tapi aku tidak tau bagaimana caranya.
Ternyata kebersamaan kita yang singkat itu terlanjur membekas membentuk ukiran yang begitu indah bagiku. Aku tidak punya kemampuan untuk mengontrol perasaan. Dan kuakui,
dalam diam aku masih sering merindukanmu. Dalam pejaman mataku, aku melihat
kamu. Aku masih bisa merasakan bagaimana rasanya nyaman saat bersamamu.
Candaan-candaan kita yang sering kau mulai, ketika tawamu dan tawaku melebur,
mataku dan mataku saling menatap, ketika kau mencium keningku, ketika jarimu
mengisi setiap celah kosong dalam jariku. Ah, candu ini mulai menjalar ke
seluruh otak, aku merindukanmu.
Aku tidak bisa
merangkai kata-kata manis untuk menggambarkanmu, untuk menunjukan betapa
istimewanya kamu bagiku. Untuk kamu, yang sempat menyempurnakan yang tak
sempurna dalam hidupku. Aku mencintaimu.
with love,
@elyacitra
Komentar
Posting Komentar