Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Rindu

Ada yang meredam cemas pada rintik gerimis diluar Mengepal tangan dengan mata penuh genangan Ada yang tersirat di wajahnya Rindu-rindu yang mengambang Berharap kau segera di hadapan Hei, sapanya begitu kau datang Senyum simpul bibirnya Gemuruh hatinya yang mereda setetes gerimis turun di pipinya Dua tetes Tiga ... Empat ... Hingga jatuh lalu terisak Begitu dalam Bukan sekedar rindu Itu kasih, Itu sayang, Juga cinta Maka pahamilah, Ada yang sedalam itu, kepadamu

Purnama Merindu

Ada yang mengintip di  balik jendela Lingkaran sinar benderang yang nampak Mebawa ketenangan Langit hitam abu-abu yang membawa kecemasan Hei Itu purnama Untuk kesekian kalinya Nampak berbeda Ia meredup Mungkin karena doa-doa manusia yang menyerah Menggantung asa tak lagi ada Mata-mata sembab menanti harapan Bukan apa-apa Hanya sedikit rindu saja Yang lama tak ingin lagi menunggu Ingin ku bunuh sepi Membenamkan pada cahaya cahaya yang tersirat hingga tak ada lagi yang wajah temaram menunggu temu Hei, ini kesekian purnama Tidakkah kau juga rindu?

Si Pemarah

Kenapa hatimu begitu keras Mengapa pikirmu begitu tak selaras Pada hal hal sederhana Pada hal hal yang tak sesuai harapan Api api itu memakan habis ruang hatimu Menggeloyoti alam pikirmu Sumpah serapah yang kau lontarkan Emosimu yang meluap luap Semuanya tak baik sampai kau mereda Sini, ku beri pelukan Hatimu perlu ku tenangkan Kita baik baik saja Ada aku, mari lalui bersama