Aku menulis ini saat sedang rindu-rindunya. Saat rasanya perasaan dalam dada semakin membuncah tanpa tahu harus bagaimana. Rindu ini semakin menyayat tak ubahnya rasaku yang semakin di ujung sayat. Setelah sekian lama, aku mengerti lagi apa itu patah hati. Merasakan lagi bagaimana rasanya, sekarang aku tahu, bahwa aku tak mati rasa. Ada kamu, di sini. Di sisi yang tak pernah kamu lihat adanya. Ini sudah berkali-kali. Aku sudah pernah mengatasi ini dengan segala kemampuanku. Tapi, entah kenapa rasanya kali ini aku kebingungan lagi. Aku paham betul ini bukan hal baru bagiku, tapi aku kesulitan, lagi dan lagi. Aku ingin berhenti dari segala rasa ini, tapi ternyata hatiku tak menginginkan demikian. Ia masih menginginkan kamu di sudutnya. Bertahta dan menjelma menjadi nyata meski hanya dalam anganku saja. Tolong, berhentilah bermain-main dengan hatiku, karena aku lelah. Lelah untuk semua harap yang ada, lelah untuk semua rindu yang tak pernah teraba. Tapi, pada...