Kita Menyerah
Kamu bilang, aku adalah apa yang menjadi kuatmu. Kamu bilang Tuhan mengirimkan kita untuk satu sama lain. Tapi apa yang kamu bilang nyatanya harus patah pada kenyataan. Kita menyerah pada keadaan. Ada kerikil yang tak bisa kita tembus hanya dengan cinta. Bukankan perpisahan tak ada artinya apa-apa untuk kita? Karena sesungguhnya kamu telah memenangkan hatiku, dan begitu-pun sebaliknya. Mungkin, kata seharusnya sudah tak berlaku untuk kita. Yang harus kita jalani sekarang adalah kenyataan yang menghadapkan kita pada sisi yang berbeda. Entah nanti kita akan dihadapkan kembali atau hanya bersimpangan. Aku tak takut terluka, karena aku percaya padamu. Hatiku ada bersamamu, dalam setiap langkah kaki yang kau ukir. Tapi aku juga takut, membayangkan bagaimana kamu tanpa aku. Adakah bahagia lebih dari yang telah kita ciptakan? Kini kurapalkan doa, berharap Tuhan berbaik hati menghadapkan kita pada jalan sama kembali. Tapi, mungkin keinginan kita terlalu mahal untuk segera terkabulkan....